
Tahun
1998, Effisiensi pernah mencoba membuka trayek Sumatra yakni jurusan Jogja –
Liwa (Bekerjasama dengan HS) dan ke Bengkulu (bekerjasama dengan Bengkulu
Indah). Tetapi trayek Sumatra ini tidak bertahan lama karena pertimbangan
faktor ekonomi Indonesia yang memburuk pada kisaran tahun itu akibat krisis
moneter dan juga sempat pernah menang tender Caltex dalam sewa bis antar jemput
Karyawan. Akhirnya bisnis di Sumatera ditutup karena tidak menguntungkan secara
ekonomis.
Trayek Cilacap-Jogja mulai beroperasi pada tahun 2002. Saat
itu, belum ada PO yang melayani patas, padahal di Cilacap sendiri sudah ada
beberapa PO yang cukup dikenal masyarakat seperti PO. Aman dan PO Utama Putra.
Kedua PO tersebut pernah mengerahkan armada ATB untuk melayani trayek
Cilacap-Jogja-Solo namun tidak bertahan lama. Perlahan namun pasti, PO. Efisiensi
mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat, sehingga tahun 2008 dibukalah
trayek Purwokerto-Jogja. Pada jalur ini, sudah ada beberapa pemain lama yaitu
PO. Raharja, PO. Mulyo, PO. Teguh dan PO. Citra Adi Lancar yang melayani hingga
Tegal. Dengan masuknya armada patas PO. Efisiensi di trayek ini, para pemain
lama pun menjadi kalah bersaing, PO. Raharja pun terpaksa mengalihkan armadanya
untuk jurusan Jakarta dan PO. Mulyo juga terpaksa mengikuti jejak PO. Efisiensi
dengan mengerahkan armada ATB untuk trayek ini.
1. Menurut
saya, PO. Efisiensi dapat menjadi pemain utama di trayek-trayek diatas karena
dapat memberikan pelayanan yang berbeda dari PO lain, seperti :
Dari fanpage di Facebook, saya mendapat informasi bahwa setiap 2-3 tahun sekali armadanya selalu diganti dan armada yang lama dialihtugaskan menjadi armada pariwisata atau dijual ke PO lain (seperti PO. Gapuraning Rahayu yang sering membeli bus dari Efi). Sepertinya, PO. Efisiensi sangat paham apa yang diharapkan konsumen, yakni kenyamanan. Selain menguntungkan konsumen, penggunaan armada baru juga meminimalisir biaya perawatan kendaraan yang akan bertambah seiring bertambahnya usia armada. Penggunaan armada baru, mungkin juga dimaksudkan untuk menjaga image PO Efisiensi yang menyasar segmen penumpang kelas menengah ke atas.
Dari fanpage di Facebook, saya mendapat informasi bahwa setiap 2-3 tahun sekali armadanya selalu diganti dan armada yang lama dialihtugaskan menjadi armada pariwisata atau dijual ke PO lain (seperti PO. Gapuraning Rahayu yang sering membeli bus dari Efi). Sepertinya, PO. Efisiensi sangat paham apa yang diharapkan konsumen, yakni kenyamanan. Selain menguntungkan konsumen, penggunaan armada baru juga meminimalisir biaya perawatan kendaraan yang akan bertambah seiring bertambahnya usia armada. Penggunaan armada baru, mungkin juga dimaksudkan untuk menjaga image PO Efisiensi yang menyasar segmen penumpang kelas menengah ke atas.
2. PO.
Efisiensi memberikan layanan shuttle bus gratis untuk penumpang yang menuju
kota Jogjakarta maupun Bandara Adi Sutjipto. Penumpang bisa memperoleh tiket
shuttle bus di rest area Wonosari, Kebumen. Adanya shuttle ini tentu sangat membantu
penumpang untuk dapat segera sampai di tempat tujuan tanpa perlu naik angkutan
umum lainnya. Penumpang yang akan menggunakan jasa shuttle bus akan turun di
agen Efisiensi, dan dari sini armada shuttle bus siap mengantar penumpang ke
tempat yang diinginkan.
3. Penumpang
PO. Efisiensi dapat naik dari mana saja (tidak harus naik dari agen /
terminal), asalkan belum melewati rest area Wonosari, Kebumen. Selain itu
disediakan juga air mineral dan audio video berkelas di dalam bus.
4. PO.
Efisiensi juga mengeluarkan beberapa armada dengan judul "ROYAL
CLASS" yang memiliki fasilitas yang lebih mewah dan lebih baik daripada
armada patas reguler.
Keberadaan PO ini setidaknya dapat
menjadi contoh yang baik bagi pengusaha bus lainnya untuk memberikan pelayanan
yang maksimal bagi penumpang. Angkutan umum lainnya seperti kereta api juga
dapat meniru apa yang dilakukan oleh PO kebanggaan masyarakat Kebumen ini.
Harga tiket Rp. 40.000 terasa murah untuk pelayanan yang diberikan PO.
Efisiensi.
No comments:
Post a Comment