Wednesday 9 March 2016

ALS, Pemilik Trayek Terpanjang di Indonesia



Antar Lintas Sumatera (ALS) adalah bus legendaris asal Sumatra Utara. Dimana awalnya didirikan di Kotanopan, Mandailing Natal pada september 1966. Pada masa itu ALS memulai kiprahnya dengan membuka trayek dari Muara Sipongi / Kotanopan ke Medan. Mengikuti jejak FA Sibual – buali yang jauh sebelumnya adalah trayek perluasan dari perusahaan bus tersebut.
Perkembangannya pun menuju arah positif, respon masyarakat sangat baik dan akhirnya ALS pun memindahkan base-nya dari awalnya di Kotanopan menjadi di Kota Medan hingga sekarang. ALS pun membuka banyak rute – rute baru dan menjadi salah satu pelopor transportasi penghubung antar kota di sumatera. Pekanbaru, Banda Aceh, Bengkulu, Jambi, Palembang, Padang dan Lampung dengan mantap dijadikan trayek mereka. Saat itu (1960-1970an) belum bisa menyebrang dari bakauheni ke merak karena kapal yang ada belum memadai untuk mengangkut kendaraan besar. Sehingga penumpang yang mau ke pulau jawa harus menyudahi perjalanannya dengan ALS dan menyambung kembali di Merak setelah menyebrang dengan kapal melewati selat sunda.
Waktu perjalananpun terbilang cukup lama pada masa itu, karena bisa mencapai 3-5 hari perjalanan. Dikarenakan pada masa itu jalan – jalan yang ada belum semulus sekarang, dan apabila ada trouble dijalan maka awak bus tersebut juga harus memiliki pengetahuan teknis tentang kendaraan ya, mereka sendirilah mekaniknya.

ALS mencapai masa jayanya di era 80 – 90 an, ketika merak dan bakauheni terhubung berkat pelayaran Kapal Ferry. ALS pun seolah tidak puas dengan trayek yang ada, dengan menunjukkan semangat asli masyarakat mandailing dalam menghubungkan kota-kota di Nusantara ini mereka memperpanjang lagi jangkauan hingga masuk ke kota Jakarta, Surabaya, hingga sampai ke Denpasar Bali artinya, dalam satu kali perjalanan mereka memiliki jarak tempuh trayek hingga lebih dari 3000 km !! Luar biasa.
ALS pun terkenal dengan semua armadanya yang menggunakan Mercedes – Benz. Pure Mercedes – Benz, hingga saat ini penulis belum pernah sekalipun melihat armada bus besar ALS yang menggunakan mesin dan chassis non Mercedes. Kecuali dulu ketika awal sejarah mereka dimulai mereka menggunakan mesin – mesin amerika semisal GMC, Chevrolet, Dan Dodge. Uniknya lagi semua armada ALS ini adalah titipan, tidak ada pemilik tunggal dari seluruh bus als ini, ini adalah milik beberapa keluarga besar. Jadi bisa dicirikan dari nomor body bus tersebut, semisal dari nomor 26x jika akhiran nomor adalah angka 1 maka bus itu milik ketua dari PT ALS tersebut, nomor ujung 2 diketahui milik keluarga H.Kolol, nomor ujung 5 milik keluarga Japarkayo, nomor ujung 7 maka itu milik keluarga Raja Ali Lubis, nomor ujung 8 milik keluarga Abdul Wahab Lubis, dan seterusnya.
Untuk awak bus sendiri, biasanya ALS akan dilengkapi oleh 2 supir dan 2 kondektur (terkadang ditambah 1 mekanik) untuk saling memback-up selama perjalanan. Rute yang sangat panjang dan menguras tenaga ini sudah dianggap seperti hiburan oleh mereka. Malah bus yang mereka bawa sudah seperti rumah bagi mereka, dimana rejeki mereka dapatkan dari bus ini. Untuk tempat istirahat mereka biasanya rolling, ada yang tidur di bangku kondektur, di smoking area, dan balkon pun mereka sulap jadi tempat tidur untuk kru.
Transportasi merupakan sarana penting dalam membantu roda perekonomian. Suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri, suatu daerah akan membutuhkan daerah lain.  Sebagai penghubung antar daerah tersebut dibutuhkan sarana transportasi, baik prasarana jalan maupun sarana alat transportasi. Kini ALS memang sudah tidak masuk lagi ke Banda Aceh :( dikarenakan ekspansi PO asal aceh yang bisa dibilang gila.. mereka kuat sekali dalam mengadakan armada terbaru sehingga ALS kalah bersaing. namun bagi penduduk asli Sumatera Utara khususnya Tapanuli selatan, Mandailing Natal dan sekitarnya.. Bus ini tetap dicinta.
Seolah sudah menjadi tradisi, kini pun ALS berusaha mengikuti zaman dengan me-regenerasi banyak armadanya.. Dan dengan perhitungan yang matang armada – armada terbaik mereka seperti Mercedes 1525. 1526, 1836 kini hanya melayani trayek seperti Medan – Padang, Medan – Pekanbaru, Medan – Palembang namun tidak menghilangkan ciri khasnya dengan tetap menjadikan Medan – Jember sebagai trayek terjauh yang mereka miliki saat ini. Walaupun disupport armada yang sudah berumur (Mercedes 1518 , 1521, 1525) mereka tetap berani dan menjamin akan selalu sampai ke tujuan.

1 comment:

  1. Musrik bu pesugihan kalo ibu orang islam dosa besar

    ReplyDelete