Bapak Yudi Setiawan
Hambali membuka cerita Perusahaan Otobus PO Sumber Alam yang dimiliknya
sekarang ini, telah melalui berbagai tahapan dalam perjalanan bisnisnya. Meski
diakui oleh beliau bahwa cikal bakal PO Sumber Alam telah dirintis oleh sang
nenek, Thung Tjie Hing yang kala itu masih menggunakan nama PO Tresno.
PO Tresno didirikan oleh sang nenek pada 40 tahun silam dengan menggunakan
sebuah armada bus. Kemudian perusahaan tersebut berganti nama menjadi PO Hidup
Baru setelah Thung Tjie Hing mewariskannya kepada anak dan cucunya.
Singkat cerita, pada
tahun 1975 didirikanlah PO Sumber Alam sebagai sebuah perusahaan keluarga. Pada
awal perjalanannya, PO Sumber Alam hanya menggunakan 6 unit bus untuk melayani
trayek dengan tujuan Jakarta – Yogyakarta dan sebaliknya. Namun kini, setelah
beberapa tahun berselang, PO Sumber Alam yang kami kelola telah memiliki
sekitar 300 unit bus dengan berbagai trayek AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi)
maupun AKAP (Antar Kota Antar Propinsi).
|
|
Sejak tahun 1984 Pak
Judi melakoni usaha ini seorang diri karena pada saat itu adik dan kakaknya
memutuskan untuk tak ingin ambil bagian di dalam bisnis ini lagi. Diakui
sendiri oleh beliau, bahwa keinginan kuatnya untuk membangun dan mengembangkan
usaha otobusnya ini membuatnya semakin mudah menghadapi berbagai kendala serta
permasalahan yang dihadapinya. “Saya dulu menangani bagian teknik. Meski
awalnya PO ini milik keluarga, namun saya tetap bekerja seperti karyawan yang
lain, semua sama. Sejak tahun 1984, semua saya kelola termasuk mengatur sistem
dan mekanisme yang diterapkan pada perusahaan ini. Semuanya saya peroleh dari
pengalaman, learning by doing,” tutur pria penggemar Harley Davidson dan BMW
ini. Sejak saat itu pula ia menutup usaha bengkel motornya dan memfokuskan
segala tenaga dan pikirannya kepada bisnis ini.
Pada 1984, perekonomian
daerah seperti di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta cukup baik dan bisa
dikatakan meningkat karena banyak sekali masyarakat desa atau daerah yang
bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta. Tentu saja hal tersebut memberikan
efek positif bagi perkembangan bisnis transportasi yang digeluti oleh beliau.
Meski sempat pula merasakan penurunan jumlah penumpang karena disaat yang
hampir bersamaan dioperasikan pula kereta api Sawunggalih yang berangkat dari
stasiun Kutoarjo.
Kondisi tersebut
disikapi beliau dengan melakukan sejumlah pembenahan rute yang dilintasi oleh
armada bus miliknya ini. Yang dilakukan oleh beliau beserta armada busnya
adalah dengan melewati jalur-jalur di kawasan industri yang tersebar di
pinggiran kota Jakarta. “Jalur-jalur seperti ini yang tidak dapat dilewati oleh
kereta api, padahal kebanyakan kaum urban yang berasal dari Kutoarjo dan
sekitarnya ini bekerja pada industri di kawasan tersebut,” kata Pak Judi. Di
masa krisis seperti sekarang ini, diakui oleh beliau, tak berpengaruh pada
bisnisnya. Namun ia beserta armadanya tetap harus menekan biaya operasional
yang dari tahun ke tahun cenderung membengkak. “Biaya operasional kami tekan,
tapi biaya maintenance kendaraan tidak. Kami selalu menggunakan spare parts
asli,” imbuhnya.
Dengan dibantu oleh
sang istri, Retno Harlani Judana beserta seluruh karyawannya, PO Sumber Alam
mampu melejit menjadi salah satu PO yang di segani dan mendapat prioritas utama
di hati para pengguna jasa transportasi khususnya bus di wilayah Jawa Tengah.
“Seluruh karyawan adalah keluarga besar kami. Jika mereka berpotensi dan
berprestasi, mereka akan kami sekolahkan sebagai wujud perhatian kami kepada
mereka. Banyak karyawan kami yang bergelar S1,” ungkapnya. Hubungan antara
pemilik dan karyawan yang telah berjalan baik ini merupakan salah satu kunci
keberhasilan beliau menjalani bisnis jasa transportasi ini.
Saat ditanya tentang
apa yang membedakan antara bus Sumber Alam dengan armada bus lainnya, Pak Judi
berujar, “Armada bus kami selalu tepat waktu, tidak menaikkan penumpang di tengah
jalan, harga tiket yang sesuai regulasi, dan berapapun jumlah penumpangnya bus
kami tetap berangkat. Sekarang kami punya sekitar 30 tujuan untuk wilayah
se-Jabotabek, dari Karawang sampai Merak.” Oleh karenanya sungguh tak
mengherankan jika PO Sumber Alam telah dua kali diberi penghargaan oleh Menteri
Perhubungan, tepatnya pada tahun 2005 dan 2007 lalu. Prestasi tersebut
merupakan wujud penghargaan atas komitmen yang diberikan kepada para pengguna
jasa transportasi, khususnya bus. “Penghargaan tersebut semakin memacu kami
untuk terus memberikan yang terbaik bagi para pengguna jasa transportasi. Jadi
jika pelanggaran yang akan merugikan penumpang, pasti akan kami tindak tegas,”
imbuh Anthony Steven Hambali, putra kedua Pak Judi yang juga ikut membantunya
meneruskan bisnis jasa transportasi ini.